Kamis, 14 April 2016

MEMBUAT GULA MERAH

purworejo,jawa tengah.memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah,selain padi,kedelai,purworejo menjadi penghasil gula merah terbesar,seperti di daerah bener yang unggul dengan gula merah,karena hampir di penjuru purworejo banyak di tumbuhi pohon kelapa.selain di ambil buah sebagian petani ada yang memproduk gula merah.
Post kali ini akan saya tuliskan proses pembuatan gula merah,dimana bahan baku utamanya adalah air nira ada yang menyebut badeg,legen.rata-rata perpohon kelapa dengan kwalitas bagus akan menjadi 300g gula merah.para pengrajin gula menyadap sekitar 30-50 pohon dengan hasil rata-rata 10-23kg gula/hari.
Untuk kebutuhan pasar gula merah masih kurang mencukupi hanya sekitar 40%.hal ini dikarenakan tidak semua pohon menghasilkan nira yang banyak,apalagi saat musim penghujan,suhu udara panas,sangat mempengaruhi hasil produksi gula.
Pemasaran hasil gula,sebagian ada yang di ecer di pasar tradisional karena harga lebih tinggi dari pada di ambil pengepul.
Untuk pengepul sendiri bersedia mengambil ke lokasi produksi,dan memberi modal kebutuhan pengrajin,seperti plastik paking,obat gula,dll.
Sedang proses pembuatanya tidak terlalu rumit,cuma di butuhkan tenaga extra tinggi,pasalnya pengrajin harus memanjat pohon pagi dan sore.bisa di bayangkan misalnya dalam sehari memanjat 50 batang pohon kelapa,pagi 50 dan sore juga 50,berarti sehari memanjat 100 pohon.pekerjaan ini ada yag bisa bertahan menekuni sampai puluhan tahun,seumpama buat jalan lurus 100 pohon/hari dikalikan misal 5 tahun.bisa jadi keliling dunia 4x putaran.
Proses menyadap alat yang di butuhkan adalah sabit khusus yang super tajam,selain itu ada ember kecil untuk menampung nira dari bunga kelapa dan jerigen untuk menampung sementara sebelum proses perebusan.perebusan menggunakan wajan jumbo ukuran 30 inchi.
Berikut proses pembuatanya.
-bunga kelapa yang masih kuncup,di kupas kulit pembungkusnya,lalu di ikat rapi,agar mudah dan rapi saat di iris.pengirisan pertama bunga kira- kira 5cm dari ujung,misalnya di mulai pagi irisan yang ke dua sampai nantinya habis irisan tipis sekitar 0.5cm,selama 1minggu proses awal belum bisa di ambil niranya.karena keluarnya belum banyak.ini bisa di bilang truko awal orang nyadap,atau usaha awal.setelah kira-kira 1minggu atau nira sudah keluar banyak dan stabil baru ditampung menggunakan ember kecil dan di beri sodium metabisulfat agar nira tidak basi kemudian di ikatkan di bawah irisan bunga kelapa,lalu di tutupi agar tidak tercampur air saat hujan,umumnya air nira di turunkan saat pagi hari,sedang sore hari cuma mengiris bunga.kemudian nira di saring dan di tampung kedalam wajan berukuran besar,untuk proses perebusan.
Tungku yang digunakanpun berukuran besar seukuran wajan yang digunakan.bahan bakar memasak nira adalah kayu dan sekam padi,ada juga yang menggunKan serbuk kayu bekas gergaji.nira dimasak sampai air menyusut,dan mengental,waktu yang dibutuhkan tergantung seberapa banyak nira.untuk 120 liter biasanya memerlukan 8 jam dengan api besar dan stabil.setelah air berkurang nira akan menjadi buih yang banyak bahkan bisa meluap,untuk meredam buih busa nira bisa di masukan minyak sayur 4 sdm,atau bisa juga dengan kelapa parut,sambil sesekali diaduk.setelah cukup tua bisa di tandai dari warna yang menjadi kekuningan dan kental.
Kemudian diturunkan dari atas tungku sambil terus di aduk sampai mengental,kemudian di cetak.gula yang sudah di cetak di diamkan dan di tutup karung supaya kering,mengeras dan dingin kemudian di paking.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar